PENGEMBANGAN
SISTEM
Baik manajer maupun para pengembang sistem dapat
menerapkan pendekatan sistem ketika memecahkan masalah. Pendekatan sistem
terdiri atas tiga tahapan kerja. Persiapan, definisi dan solusi. Upaya persiapan terdiri atas melihat
perusahaan sebagai suatu sistem, mengenal sistem lingkungan dan
mengdentifikasikan subsistem-subsistem perusahaan. Upaya definisi melanjutkan dari satu sistem ke tingkat subsistem
dan menganalisis bagian-bagian sistem dengan urutan-urutan tertentu. Upaya solusi melibatkan pengidentifikasian
solusi-solusi alternatif, mengevaluasinya dan memilih solusi yang terbaik.
Prototyping adalah penyempurnaan dari pendekatan
tradisional. Pendekatan ini menyadari adanya keuntungan dari meminta permohonan
umpan balik dari pengguna berulang kali dan meresponnya dengan perbaikan sistem
dan tetap meneruskan siklus sampai sistem memenuhi kebutuhan para pengguna. Beberapa
prototype menjadi sistem produksi, sedangkan yang lain menjadi cetak biru bagi
pengembangan sistem dengan mempergunakan metodologi lain.
Satu pendekatan SDLC yang saat ini sangat populer adalah pengembangan berfase (phase development).
Pendekatan ini didasarkan atas pemikiran bahwa suatu proyek akan dibagi menjadi
modul-modul, dan analisis, perancangan dan pekerjaan-pekerjaan konstruksi awal yang
ditujukan untuk setiap modul.
Diagram arus data atau data flow diagram (DFD), telah menjadi alat pemodelan yang paling
populer selama kurang lebih 20th terakhir. DFD adalah cara yang sangat alamiah
untuk mendokumentasikan proses, dan data dibuat dalam suatu hirarki untuk
menyajikan berbagai tingkat rincian. Meskipun DFD adalah alat yang baik untuk
menggambarkan tinjauan pemrosesan, DFD gagal memberikan hasil yang baik dalam
menampilkan detail pemrosesan alat-alat lainnya, seperti kasus-kasus penggunaan
(use cases) dapat digunakan untuk
menunjukan detail.
Pengembangan sistem sangat tinggi biayanya dilihat dari
sudut uang maupun waktu. Sebagai akibatnya, proses ini dikelola dengan baik. Eksekutif
perusahaan akan memberikan tingkat pengawasan yang tertinggi, sering kali para
eksekutif tersebut ikut berpartisipasi di dalam suatu steering committee SIM yang mengawasi, seluruh proyek yang sedang
berjalan. Masing-masing proyek pada umumnya dikelola oleh seorang pimpinan
proyek. Alat-alat manajemen proyek seperti proyek seperti grafik Ganti, diagram
jaringan, dan laporan akan memungkinkan para eksekutif, manajer, dan pengembang
dapat menjaga proyek tetap pada jalurnya.
Upaya
Definisi
Upaya definisi biasanya dirancang oleh suatu pemicu masalah (problem trigger) suatu sinyal yang menandakan bahwa keadaan
berjalan lebih baik atau lebih buruk dari yang telah direncanakan. Sinyal ini
dapat berasal dari dalam perusahaan stau lingkungannya, dan akan mengawali
suatu proses pemecahan masalah. Gejala (symptom) adalah suatu kondisi yang
ditimbulkan oleh masalah dan biasnaya lebih jelas dari akar masalah tersebut. Sebagai
contoh, satu gejala dapat berupa penjualan yang rendah yang tercermin didalam
suatu sistem pelaporan penjualan.
Kita mendefinisikan suatu masalah sebagai suatu kondisi
atau kejadian yang merugikan atau berpotensi merugikan atau menguntungkan atau
berpotensi menguntungkan bagi perusahaan. Pernyataan ini mengakui bahwa para
manajer akan bereaksi atas keadaan yang berjalan lebih baik dari yang
diharapkan, sama halnya seperti keadaan yang berjalan lebih buruk dari yang
diharapkan. Dalam hal kinerja yang lebih baik, manajer ingin mengetahui mengapa
hal itu terjadi sehingga dapat terus dilanjutkan. Dalam hal kinerja yang lebih
buruk, manajer ingin mengembalikan kinerja kembali sesuai dengan harapan.
SIKLUS
HIDUP PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan sistem merupakan sebuah metodologi. Metodologi
adalah satu cara yang direkomendasikan dalam melakukan sesuatu. Pendekatan sistem
adalah metodologi dasar dalam memecahkan segala jenis masalah. Siklus hidup pengembangan sistem (systems development life cycle-SDLC) adalah aplikasi
dari oendekatan sistem bagi pengembangan suatu sistem informasi.
PROTOTYPING
Meskipun sulit untuk membantah SDLC tradisional dengan
diungkapkannya tahapan-tahapan diatas secara logis, metode ini masih memiliki
kelemahan. Seiring dengan bertambahnya ukuran dan kompleksitas suatu sistem,
melewati tahapan-tahapan dengan sekali jalan menjadi suatu hal yang semakin
tidak mungkin untuk dilakukan. Para pengembang selalu menggunakan looping kembal dan mengerjakan ulang
untuk mendapatkan sebuah sistem yang dapat memuaskan para penggunanya.
Dalam penerapannya pada pengembangan sistem, prototipe adalah satu versi dari sebuah
sistem potensial yang memberikan ide bagi para pengembang dan calon pengguna,
bagaimana sistem akan berfungsi dalam bentuk yang telah selesai. Proses pembuatan
prototipe ini disebut prototyping. Dasar pemikirannya adalah membuat prototipe
secepat mungkin, bahkan dalam waktu semalam, lalu memperoleh umpan balik dari
pengguna yang akan memungkinan prototipe tersebut diperbaiki kembali dengan
sangat cepat.
Jenis-Jenis Prototipe
Terdapat dua jenis prototipe : evolusioner dan
persyaratan. Prototipe evolusioner (evolutionary
prototype) terus-menerus disempurnakan sampai memiliki seluruh
fungsionalitas yang dibutuhkan pengguna dari sistem yang baru. Prototipe ini
kemudian dilanjutkan produksi. Jadi, satu prototipe evolusioner akan menjadi sistem
aktual. Akan tetapi, prototipe
persyaratan (requirements prototype) dikembangkan sebagai satu cara untuk
mendefinisikan persyaratan-persyaratan fungisioanl dari sistem baru ketika
pengguna tidak mampu mengungkapkan dengan jelas apa yang mereka inginkan. Dengan
meninjau prototipe persyaratan seiring dengan ditambahkannya fitur-fitur,
pengguna akan mampu mendefinisikan pemrosesan yang dibutuhkan dari sistem yang
baru. Ketika persyaratan ditentukan, prototipe persyaratan telah mencapai
tujuannya dan proyek lain akan dimulai untuk pengembangan sistem baru, oleh
karena itu, suatu prototipe persyaratan tidak selalu menjadi sistem aktual.
Daya
Tarik Prototyping
Pengguna maupun pengembang menyukai prototyping karena
alasan-alasan dibawah ini :
·
Membaiknya komunikasi antara pengembang dan
pengguna.
·
Pengembang dapat melakukan pekerjaan yang
lebih baik dalam menentukan kebutuhan pengguna.
·
Pengguna memainkan peranan yang lebih aktif
dalam pengembangan sistem.
·
Pengembvang dan pengguna menghabiskan waktu
dan usaha yang lebih sedikit dalam mengembangkan sistem.
·
Implementasi menjadi jauh lebih rendah karena
pengguna tahu apa yang diharapkan.
Keuntungan-keuntungan
diatas memungkinkan prototyping
memangkas biaya penfembangan dan meningkatkan kepuasan pengguna atas sistem
yang diserahkan.
Potensi
Kesulitan dari Prototyping
Prototyping bukannya tidak memiliki potensi kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut antara
lain :
·
Terburu-buru dalam menyerahkan prototipe
dapat menyebabkan diambilnya jalan pintas dalam definisi masalah, evaluasi
alternatif, dan dokumentasi. Jalan pintas ini akan menciptakan usaha-usaha yang
“cepat dan kotor”
·
Pengguna dapat terlalu gembira dengan
prototipe yang diberikan, yang mengarah pada ekspektasi yang tidak realistis
sehubungan dengan sistem produksi nantinya.
·
Prorotipe evolusioner bisa jadi tidak terlalu
efisien.
·
Antarmuka komputer-manusia yang diberikan
oleh beberapa alat prototyping tertentu
kemungkinan tidak mencerminkan teknik-teknik desain yang baik.
Baik pengguna
maupun pengembang hendaknya mewaspadai potensi kesulitan-kesulitan diatas
ketika mereka memilih untuk melaksanakan pendekatan prototyping. Namun, jika seimbang, prototyping telah terbukti menjadi salah satu metodologi SDLC yang
paling berhasil. Sulit untuk menemukan satu proyek pengembangan yang tidak
menerapkan sedikit prototyping di
dalamnya.
DESAIN
ULANG PROSES BISNIS
Teknologi informasi mengalami kemajuan dengan sangat
cepat, dan organisasi perlu mengambil keuntungan dari kemajuan-kemajuan ini. Sistem
meliputi sistem-sistem yang memproses data perusahaan maupun sistem-sistem yag
melakukan fungsi-fungsi dasar, seperti mengebor untuk mencari minyak dan
memperoduksi suatu bagian manufaktur.
Proses pengerjaan ulang sistem disebut dengan istilah rekayasa ulang (reengineering) atau
disebut juga dengan istilah desain ulang
proses bisnis (business process redesign-BPR).
BPR mempengaruhi operasi TI perusahaan dalam dua hal. Pertama, TI dapat
menerapkan BPR untuk mendesain ulang sistem-sistem informasi yang hidupnya
tidak dapat dipertahankan lagi dengan pemeliharaan biasa.
Inisiasi
Strategis Proyek-proyek BPR
BPR memiliki potensi pengaruh dramatis pada perusahaan
dan operasinya hingga proye-proyek seperti ini dicetuskan ditingkat manajemen
strategis. Manajemen strategis memutuskan bahwa BPR layak untuk dilakukan dan menyetujui
proses-proses fisik didesain ulang.
Rekayasa
Terbalik
Rekaya
terbalik adalah proses meganalisis sistem yang sudah ada untuk
mengidentifikasi unsur-unsur dan saling keterhubungan diantara unsur-unsur
tersebut sekaligus untuk membuat dokumentasi pada tingkat abstraksi yang lebih
tinggi daripada yang telah ada saat ini. Kebutuhan ini timbul ketika perusahaan
ingin mengembangkan kembali sistem yang sudah ada dimana sistem tersebut hanya
sedikit atau tidak memiliki dokumentasi.
Rekayasa
Ulang
Rekayasa
ulang (reengineering)
adalah merancag ulang sebuah sistem seluruhnya dengan tujuan mengubah
fungisionalitasnya. Akan tetapi, ini bukanlah pendekatan yang “bersih”, karena
dari pengetahuan sistem yang ada saat ini tidak sepenuhnya diabaikan. Pengetahuan
tersebut pertama kali diperoleh dengan melakukan rekayasa terbalik.
ALAT-ALAT
PENGEMBANGAN SISTEM
Pendekatan sistem dan berbagai siklus pengembangan sistem
adalah metodologi cara-cara ytang direkomendasikan dalam memecahkan
msalah-masalah sistem. Metodologi sama seperti sebuah cetak biru yang digambar
oleh arsitek untuk memandu para kontraktor, tukang kayu, tukang pipa, ahli
listrik, dan sejenisnya ketika mereka membangun sebuah rumah. Sama halnya
seperti metodologi yang memandu para pengembang sistem ketika mereka membuat
sistem.
PEMODELAN
PROSES
Pemodelan proses pertama kali dilakukan dengan
menggunakan diagram alur (flowchart).
Diagram ini mengilustrasikan aliran data melalui sistem dan program. Diagram arus
data sangat baik untuk membuat model proses pada tingkat ringkasan. Akan
tetapi, diagram arus data kurang baik dalam menangkap detail-detail pemrosesan.
Karena alasan ini, diagram arus data pada umumnya dilengkapi oleh alat-alat
lain yang lebih berorientasi pada detail, seperti menggunakan diagram kasus
penggunaan (use case diagram).
MANAJEMEN
PROYK
Proyek-proyek pengembangan sistem yang pertama dikelola
oleh manajer unit TI, dengan dibantu oleh manajer analisis sistem, pemrograman,
dan operasi. Dalam contoh ini, terdapat lima proyek pengembangan yang sedang
berjalan pada waktu yang bersamaan, semuanya dikelola oleh steering commitee SIM. Banyak perusahaan membentuk suatu komite
khusus dibawah tingkat komite eksekutif yang menerima tanggung jawab untuk
mengawasi seluruh proyek sistem. Ketika tujuan dari dibentuknya sebuah komite
adalah untuk memberikan panduan, arah, dan kendali secarateus-menerus, maka ia
disebut sebagai steering committee (komite pengarah).
Steering
Committee SIM
Ketika sebuah perusahaan membentuk satu steering
committee dengan tujuan untuk mengarahkan sumber daya komputasi perusahaan, maka
nama steering commitee SIM akan digunakan.
Steering
commitee SIM menjalankan tiga fungsi utama :
·
Menciptakan
Kebijakan yang memastkan dukungan komputer untuk mencapai sasaran
strategis perusahaan.
·
Melakukan
pengendalian fiskal
dengan bertindak sebagai yang berwenang dalam memberikan pesetujuan untuk
seluruh permintaan akan pendanaan yang berhubungan dengan komputer.
·
Menyelesaikan
perselisihan yang terjadi sehubungan dengan prioritas
penggunaan komputer.
Jadi tidak langsung, tugas steering committee SIM adalaha melaksanakan seluruh strategi yang
dibuat oleh komite eksekutif maupun rencana strategis untuk sumber daya
informasi.
Sumber : Raymond McLeod, Jr.